Dalam bulan Oktober 2020, terdapat hari peringatan skala nasional. Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati pada 1 Oktober 2020. Kemudian, Hari Batik Nasional, pada 2 Oktober 2020. Lalu, Hari TNI setiap 5 Oktober 2020. Namun, tiga Hari Nasional diperingati para anak didik SD Muhammadiyah 11 Surabaya secara sederhana.
Kenyataan masih ‘dibalut’ adanya wabah pandemi corona, para murid sekolah yang berbranding SD prestasi membuat karya kolase. Dalam karya tulis yang berisi pendapatnya, Khansa Achya Ramadhani menyatakan memperingati hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober tidak seperti tahun lalu. “Wabah pandemi corona belum pergi, tidak mengurangi nasionalisme dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Tahun ini, memperingati Hari Kesaktian Pancasila selain mengikuti upacara secara virtual,” tutur anak dari pasanga Lutfi Nadham dan Fitria Arifin.
Siswi kelas 5 Asy Syuraa mengucapkan selamat memperingati Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober. “Peringatan ini tak lain demi mengingat kembali jasa para pahlawan sekaligus melanjutkan perjuangan mereka demi tegaknya Pancasila,” ujarnya.
‘Setali tiga uang’ dengan ungkapan Khansa, siswi kelas 6 An Naba menyatakan Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. “Meski, peristiwa Gerakan 30 September (G30S) masih menjadi perdebatan hingga kini mengenai siapa pendorongnya dan apa sebab yang melatar belakanginya, Pancasila sebagai pondasi dasar Indonesia,” kata Puan Kalila Yusuf.
Sehari kemudian, Negara Indonesia memperingati Hari Batik Nasional. Tepat pada tanggal 2 oktober, secara resmi, batik telah ditetapkan sebagai warisan budaya indonesia.
Frisca Zanetta mengungkapkan batik begitu lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat indonesia. “Tradisi batik di Nusantara sejak masa Kerajaan Majapahit. Konon, Arca Harihara, yang merefleksikan pendiri Majapahit, Raden Wijaya, mengenakan motif batik kawung,” urainya.
Bukti kejayaan batik, lanjut Siswi kelas 6 At Naba, ada di wilayah Mojokerto dan Bonorowo, yang kini menjadi Tulungagung. Kawasan itu merupakan bekas wilayah Kerajaan Mahapahit. Kalangbret menjadi batik khas Mojokerto.
Annisa Nayla mengatakan pengakuan batik sebagai budaya Indonesia sangat melegakan. “Terlebih kita orang Indonesia belakangan merasakan “agresivitas” Negeri Jiran yang suka meng-klaim pernak-pernik budaya kita, semisal “Lagu Rasa Sayange”, “Kesenian Reog”, “Masakan Rendang”, dll. Dan mereka (dalam hal ini Malaysia) menangguk untung besar dengan menempelkan berbagai asesoris budaya Indonesia dalam paket pariwisata mereka,” kata siswi Kelas 6 At Taubah
Sementara, lahirnya Bangsa Indonesia tidak lepas dari peranan TNI saat masa perjuangan. Kini, dengan usia ke 75 tahun, TNI bersatu bersama rakyat, Bangsa Indonesia semakin kuat. Dirgahayu HUT TNI. (Muhammad Rajendra/kelas 5 Al Mukmin)