Keberadaan medsos yang lebih dominan, tidak menyurutkan semangat tiga jurnalis cilik muhlas kelas 6 untuk belajar jurnalistik audio visual
Annisa Nayla, Bellinda Alayya dan Frisca Zanetta Zaskia Devi mengikuti workshop jurnalistik audio visual, pada Minggu (11/4/2021) yang berlangsung di SMP Muhammadiyah 11 Surabaya yang juga dihadiri pemuda dan NA yang ada di PCM Krembangan.
Bagi PCM Krembangan, kegiatan ini dapat menambah pencerahan dalam berdakwah.”Dengan diadakan workshop, diharapkan membuat Pemuda Muhammadiyah, NA dan pelajar SD-SMP dibawah naungan PCM Krembangan memberi pencerahan dalam berkarya,” tutur Ketua PCM Krembangan, Sutikno.
Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) PWM Jatim, Fajar Arifianto menyampaikan dalam era terkini, seorang jurnalis audio visual harus jeli dalam menyampaikan berita ditengah dominasi medsos.
“Sebelum menyampaikan berita, seorang jurnalis pastikan faktanya dan cara mengemas beritanya benar, terutama mengedit tulisan dan videonya wajib dilakukan secara benar. Kemudian jangan menyebarkan berita benar untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat bertujuan kemaslahatan. Jadi yg dishare baik dan bermanfaat,” tandasnya.
Jangan, lanjut Fajar, asal share saat mendapat informasi. “Pastikan dulu informasi yang diterima harus dibaca dengan tuntas. Lalu, jika informasinya baik dan bermanfaat boleh dishare. Namun, jika hanya informasinya hanya baik, boleh tidak dishare. Kita harus selektif, kritis, dan hati hati semua informasi. Itu hal penting karena bisa menyelamatkan orang banyak,” pesan Fajar saat diwawancarai TIM Jurnalistik SD Muhlas
Menjadi seorang jurnalis audio visual bukan sekedar memvideo saja. Namun, seorang kameramen harus bisa mencari angel pengambilan gambar bergerak. Sedangkan seorang reporter media televisi juga membekali diri menulis dan berkomunikasi dengan rekan kameramen.
Dalam belajar jurnalistik audio visual, tiga jurnalis cilik kelas 6 juga mendapat ilmu mengemas tulisan dan video liputan.
Di kegiatan ini, tim jurnalis cilik menunjukan bakatnya langsung kepada Direktur Tv MU.
Tak hanya opening seorang reporter, tapi juga interaksi berupa wawancara virtual.
“Terus terang, unjuk potensi virtual pertama kali dihadapan Direktur Tv Mu membuat kita sempat nervous. Namun, kita tetap showmust go on. Ini merupakan pengalaman berharga untuk masa depan kita,” urai Frisca yang disetujui Nayla dan Bellinda.
Dengan pelaksanaan workshop ini, ketiga jurnalis cilik dipastikan wawasan dan pengetahuan tentang ilmu jurnalistik audio visual menjadi bertambah. (TIM Jurnalis Cilik Muhlas kelas 6/Bellinda/Frisca/Nayla)