Surabaya disebut kota pahlawan. 10 November dijadikan momentum anal didik SD Muhammadiyah 11 Surabaya melakukan napak tilas ke tempat bersejarah yang dijadikan karya video.
Tiga siswi kelas 4 melihat langsung dari dekat tiga lokasi yang berbeda. Nadiyah (kelas 4 Al A’laa) syuting ke hotel Majapahit. Dengan didampingi Ibunda Nurul Wahyuni, Nadiyah menunjukan dan bercerita hotel yang berlokasi di Jalan Tunjungan, Surabaya menjadi ‘saksi’ sejarag perjuangan 10 November.
Bella Aliyya (kelas 4 Al Fajr) langsung hadir dikawasan monumen bambu runcing. Bagi anak kedua dari pasangan Berlian Ahyono-Yusti Novi Astuti, monumen ini mengandung makna kala Arek-Arek Suroboyo berjuang melawan penjajah dengan menggunakan bambu runcing.
Rafisya Adellia Constanta (kelas 4 Al Buruj) mensyuting monumen tugu pahlawan. Disini, Rafisya memceritakan jumlah lengkungan yang terdapat di Tugu Pahlawan. Sedangkan Khansa Achya Ramadhani (kelas 5 Asy Syuroo), berada di Jembatan Merah. Dilokasi ini, Khansa didampingi Ayahandanya menyampaikan cerita pendek jembatan merah.
Kemudian, Brian Alvino dan Radithya oktavian Putra irawan melaksanakan syuting dibeberapa jalan protokol surabaya. Dua siswa kelas 5 Al Furqon dan kelas 5 Asy Syuroo memberi tahu jika pahlawan dijadikan nama jalan di Surabaya.
Sementara, Bellinda Alayya, Frisca Zanetta dan Annisa Nayla ke taman makam pahlawan. Frisca dan Nayla hadir ke makam Bung Tomo yang berada di tempat pemakaman umum, jalan Ngagel dan Makam WR Soepratman di jalan Kenjeran, Surabaya. Lalu, Bellinda datang langsung ke Taman Makam Pahlawan yang terletak di jalan Kusuma Bangsa, Surabaya. (TIM Jurnalis Cilik Muhlas)