Sabtu (26/2/2022) menjadi hari yang ditunggu-tunggu Mochammad Agyl Atthaya Assegaff dan Akira Mas Syahzanani siswa kelas V SD Muhammadiyah 11 (Muhlas) Dupak Surabaya. Pasalnya, hari itu Agyl dan Akira, sapaan akrabnya, menjadi pembawa acara dalam Pengajian Keliling (Pengeling).

Pengajian ini adalah salah satu program unggulan SD Muhlas yang diadakan setiap bulan sekali pada pekan kedua, berkeliling dari rumah ke rumah wali murid kelas V.

Kebetulan bulan Februari ini banyak agenda sekolah yang tidak bisa ditunda maka kegiatan Pengeling ini dilaksanakan Sabtu terakhir. Karena masa pandemi, maka Pengeling ini diadakan di Aula lantai 4.

Pukul 09.30 acara dimulai. Agyl dan Akira mulai membacakan susunan acara secara bergantian yang sudah disiapkan sebelumnya. Kegiatan yang diikuti pula guru-karyawan serta perwakilan wali murid kelas V, dibuka dengan murajaah al-Quran surat Al Baqarah ayat 69-75 yang dipandu oleh ustadzah Atik Supartini.

Dalam sambutannya, kepala sekolah Mursiah SAg MPd mengapresiasi wali murid yang senantiasa mendukung semua kegiatan yang sudah diprogramkan dan bersyukur di saat masa pandemi Pengeling ini yang sempat vakum selama hampir 2 tahun.

“Alhamdulillah tahun ini bisa terlaksana. Tentunya dengan harapan anak-anak mampu mengambil hikmah setiap materi yang disampaikan penceramah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Selain itu, bisa menjadi ahli Quran, generasi yang gemar membaca Quran karena nantinya bisa menjadi penolong kita di Yaumul akhir nanti.

Proses Terjadinya Manusia

Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya Feri Yudi Antonis MPdI mengawali materi bertema Antara Aku, Dia dan Allah mengupas satu persatu Aku dimaknai sebagai diri sendiri bagaimana adanya kita ada didunia ini.

“Ketika fase bayi dalam kandungan bisa dirasakan gerakannya. Seorang ibu akan sangat bahagia dapat merasakan bayi menendang-nendang perut sang ibu,” jelasnya sambil tangannya menunjuk salah siswa. “kalau ini tidak menendang lagi melainkan guling-guling,” sontak peserta tertawa.

Muliakan Ibumu

Feri menerangkan kata tema yang kedua Dia. Sambil mengganti slide berikutnya bergambar seorang ibu. Dalam sebuah kisah Nabi Muhammad SAW menempatkan ibu menduduki tiga derajad dibandingkan dengan seorang ayah maka muliakan ibumu.

Kemudian dilanjutkan sebuah kisah seorang sahabat yang bernama Uwais al-Qarani. Di mana Uwais ini mempunyai seorang ibu yang sudah tua dan tidak bisa beraktivitas seperti kebanyakan orang.

“Uwais senantiasa memenuhi keinginan ibunya. Sang ibu yang sudah tua sangat ingin sekali pergi haji. Padahal dengan kondisi ketika itu yang tak ada uang, Uwais merasa berat untuk memenuhi keinginan sang Ibu,” tuturnya.

Dari Yaman, perjalanan ke Makkah sangatlah jauh. Melewati padang tandus yang panas. Orang-orang yang pergi ke Makkah biasanya menggunakan unta untuk membawa banyak perbekalan.

Uwais terus berpikir untuk mencari jalan keluar agar ibunya bisa berangkat ke Tanah Suci. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu dan Uwais membuat kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. Banyak orang yang menganggap aneh tindakan Uwais tersebut.

Setelah 8 bulan berat Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram. Saat tiba musim haji, Uwais merasa otot-ototnya sudah kuat dan siap mengangkat beban berat. Dia pun menggendong sang Ibu dari Yaman ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.

Di tanah suci, Uwais al Qarni dengan tegap menggendong ibunya wukuf di Arafah dan Thowaaf di Kakbah. Di depan Kakbah air mata sang Ibu tumpah. Uwais pun berdoa, “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu.”

Hikmah dan Manfaat

Feri memaparkan dari kisah ini mari kita ambil hikmahnya. Kata ketiga Allah. Dia memutarlah kembali video tentang tata surya yang menandakan betapa Maha Agung, Maha Sempurna, dan Maha segala-galanya atas apa yang diciptakan Allah SWT di langit dan di bumi.

“Dengan materi ini semoga seluruh siswa bisa mengambil hikmah dan manfaat dari ketiga tayangan video tadi. Semangat belajar dan beribadah, muliakan, serta bahagiakan seorang ibu. Semoga pengajian ini bermanfaat bagi siswa, guru dan orangtua,” tandasnya. (*)

Kisah Uwais al-Qarani dalam Pengajian SD Muhlas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *